Senin, 24 Oktober 2011

Ajaran Kepemimpinan Dalam Kakawin Gajah Mada.4

Simpulan

Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik simpulan antara lain sebagai berikut:
1)    Ajaran kepemimpinan dalam KGM menyangkut taktik dan strategi yakni kemampuan Gajah Mada untuk menarik simpati masyarakat lingkungan, mahapatih, dan raja Majapahit yang ditunjukkan dengan kerja keras membuka ladang pertanian, memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh mahapatih, dan mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh Kerajaan Majapahit, yakni dengan menghilangkan sumber bahaya kelaparan yang menimpa Kerajaan Majapahit, yang disebabkan oleh raja Bali yang kepalanya kepala babi (Bedhahulu atau Bedhamukha).
2)    Ajaran kepemimpinan dalam KGM lebih menekankan pada profil pemimpin meliputi sepuluh butir ajaranan kepemimpinan, yaitu: (1) pemimpin rajin sembahyang, (2) menjadi pelopor  dan memiliki wawasan ke depan, (3) mampu memberi semangat /motivasi bekerja keras, (4) ahli memimpin, termasuk memimpin sidang, dan hatinya terbuka, (5) mampu menarik simpati, cerdas, dan kreatif, (6) sopan dan ramah, (7) senantiasa menuntut ilmu pengetahuan, tidak mementingkan kesukaan duniawi, (8) melindungi warga dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat, menegakkan keadilan, (9) gagah berani, bertanggungjawab, tangguh dalam menghadapi berbagai masalah, dan tunduk kepada aturan (hukum), (10) menghormati orang yang arif bijaksana, menghargai para pahlawan, dan senantiasa melakukan tapabrata dan samadhi.
3)    Pola kepemimpinan masyarakat Hindu di Bali mencerminkan ekspresi pengamalan ajaran kepemipinan yang termuat dalam kitab suci Veda dan susastra Hindu terutama yang dituangkan dalam karyasastra Jawa Kuno seperti: catur guru bhakti, astabrata, tri hita karana, dan sebagainya yang mengkristal dalam ajaran kepemimpinan dalam KGM tersebut di atas.

Penutup

Demikian ajaran kepemimpinan dalam KGM dilihat dari perspektif pola kepemimpinan Hindu dalam masyarakat Bali yang bersumber pada kitab suci Veda dan susastra Hindu. Tentunya penelitian ke arah yang mendalam terhadap topik tersebut di atas masih terbuka lebar untuk dilaksanakan. Dalam kepemimpinan Bali ke depan, pemimpin yang diamanatkan dalam Veda dan susastra Hindu, termasuk dalam KGM sangat diperlukan, terutama yang memiliki wawasan keilmuan dan pandangan jauh ke masa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar